*Bagaimana bisa anda berubah tertarik pada dunia musik pada saat itu?
YUI: Saya pikir saya menghabiskan banyak waktu dengan musik. Tambahan, dalam hal bernyanyi, aku hanya melakukannya ketika saya ingin (aneh). Saya mulai menulis puisi sejak tahun ketiga di SMP, mungkin ada hubungannya dengan minat saya terhadap musik.
*Pada awalnya anda hanya menuliskan hal-hal yang Anda pernah dengar, kemudian Anda mulai menuliskannya dengan kata-kata Anda sendiri bukan.
YUI: Saya kira juga begitu. Ketika saya masih di tahun ketiga, entah kenapa aku mulai berbicara lebih banyak dengan ibuku, dia pernah berkata bahwa ketika ia masih di sekolah dasar, sensei-nya memuji puisi yang ia tulis. Ketika saya mendengar itu saya berpikir: "Ooo ... aku akan mencoba untuk menulis puisi juga", Dan aku mulai menulis. Yap, aku selalu senang untuk mengingat kembali lirik dan menuliskannya kembali, itulah juga yang mempengaruhi saya, mungkin karena hal tersebut aku jadi lebih lancar dalam hal menulis. Aku merasa seolah-olah sedang menulis buku harian, terus menulis setiap hari. Aku tidak tahu apa yang aku tulis sama sekali. Tentu saja pada awalnya puisi yang aku tulis agak jelek (tertawa) Aku pikir, ya. Semenjak mulai suka menulis entah kenapa aku tidak bisa berhenti, terus menulis hingga sekarang, tanpa ada rasa jenuh.
*Jadi pada awalnya yang anda lakukan tidak ada hubungannya dengan musik?
YUI: Ya. Pada awalnya saya bernyanyi , ya hanya menyanyikan lagu saja, hal-hal seperti itu. Namun, saya akan menuliskan liriknya dalam sebuah buku catatan, dan menulisnya ulang dengan rapi. Atau menuliskan hal-hal yang muncul dalam pikiran saya. Bahkan ketika saya pindah dari Fukuoka ke Tokyo, aku membawa semua buku catatan tersebut, dalam kasus ini saya ingin melihat buku-buku itu lagi. Jumlah tersebut terus bertambah banyak dan lebih banyak lagi. Sejak aku pindah ke Tokyo buku catatan ku juga semakin banyak. Salah satunya yang saya tulis ketika saya datang ke Tokyo juga ikut dimasukkan ke dalam lagu-lagu saya. Ketika saya melihat buku catatan tersebut saya mengingat kembali apa yang saya rasakan pada saat itu. Meskipun mungkin rasanya tidak akan sama saat saya sedang menulisnya saat itu, saya pikir saya bisa merasakannya kembali (mengatur ulang perasaan saya) dengan membacanya kembali
YUI: Saya pikir saya menghabiskan banyak waktu dengan musik. Tambahan, dalam hal bernyanyi, aku hanya melakukannya ketika saya ingin (aneh). Saya mulai menulis puisi sejak tahun ketiga di SMP, mungkin ada hubungannya dengan minat saya terhadap musik.
*Pada awalnya anda hanya menuliskan hal-hal yang Anda pernah dengar, kemudian Anda mulai menuliskannya dengan kata-kata Anda sendiri bukan.
YUI: Saya kira juga begitu. Ketika saya masih di tahun ketiga, entah kenapa aku mulai berbicara lebih banyak dengan ibuku, dia pernah berkata bahwa ketika ia masih di sekolah dasar, sensei-nya memuji puisi yang ia tulis. Ketika saya mendengar itu saya berpikir: "Ooo ... aku akan mencoba untuk menulis puisi juga", Dan aku mulai menulis. Yap, aku selalu senang untuk mengingat kembali lirik dan menuliskannya kembali, itulah juga yang mempengaruhi saya, mungkin karena hal tersebut aku jadi lebih lancar dalam hal menulis. Aku merasa seolah-olah sedang menulis buku harian, terus menulis setiap hari. Aku tidak tahu apa yang aku tulis sama sekali. Tentu saja pada awalnya puisi yang aku tulis agak jelek (tertawa) Aku pikir, ya. Semenjak mulai suka menulis entah kenapa aku tidak bisa berhenti, terus menulis hingga sekarang, tanpa ada rasa jenuh.
*Jadi pada awalnya yang anda lakukan tidak ada hubungannya dengan musik?
YUI: Ya. Pada awalnya saya bernyanyi , ya hanya menyanyikan lagu saja, hal-hal seperti itu. Namun, saya akan menuliskan liriknya dalam sebuah buku catatan, dan menulisnya ulang dengan rapi. Atau menuliskan hal-hal yang muncul dalam pikiran saya. Bahkan ketika saya pindah dari Fukuoka ke Tokyo, aku membawa semua buku catatan tersebut, dalam kasus ini saya ingin melihat buku-buku itu lagi. Jumlah tersebut terus bertambah banyak dan lebih banyak lagi. Sejak aku pindah ke Tokyo buku catatan ku juga semakin banyak. Salah satunya yang saya tulis ketika saya datang ke Tokyo juga ikut dimasukkan ke dalam lagu-lagu saya. Ketika saya melihat buku catatan tersebut saya mengingat kembali apa yang saya rasakan pada saat itu. Meskipun mungkin rasanya tidak akan sama saat saya sedang menulisnya saat itu, saya pikir saya bisa merasakannya kembali (mengatur ulang perasaan saya) dengan membacanya kembali








0 komentar:
Posting Komentar